Jumat, 10 Juni 2011

jurnal sarah


MODEL  BELAJAR  DAN  PEMBELAJARAN  BERORIENTASI  KOMPETENSI  SISWA
Oleh SARAH AGUSTINA
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

ABSTRAK
 Guru adalah membelajarkan siswa, yaitu mengkondisikan siswa agar belajar  yang  lebih  efektif  sehingga  potensi  dirinya (kognitif, afektif, dan konatif) dapat berkembang dengan maksimal. Dalam setiap kegiatan pembelajaran akan terus berlatih dan terbentuk kompetensi  yaitu  kemampuan siswa untuk melakukan sesuatu yang  sifatnya  positif yang pada akhirnya akan membentuk life skill sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Agar hal tersebut  diatas  dapat  terwujud, bagaimana cara guru mengajar  dan menguasai  berbagai cara membelajarkan kepada siswa. Model  pembelajaran akan  membahas tentang bagaimana cara membelajarkan siswa dengan berbagai  variasinya sehingga terhindar dari rasa bosan dan tercipta suasana belajar yang nyaman dan menyenangkan.

Kata  Kunci : Model belajar, model pembelajaran, potensi siswa,kompetensi, life skill, suasana belajar

A. Pendahuluan
Kurikulum 2004 berbasis (KBK ) yang diperbaharui dengan Kurikulum  2006 (KTSP), telah berlaku selama 4 tahun dan semestinya dilaksanakan pada setiap sekolah. Namun pada kenyataannya, pelaksanaan pembelajaran disekolah, masih kurang  memperhatikan ketercapain kompetensi siswa. Hal ini tampak pada RPP yang dibuat oleh guru dan dari cara guru mengajar di kelas masih tetap menggunakan cara lama, yaitu dominan menggunakan metode ceramah -ekspositori. Guru masih dominan dan siswa resisten,  guru masih menjadi  pemain siswa penonton, guru aktif dan siswa pasif. Paradigma lama masih melekat karena kebiasaan yang susah diubah, paradigma mengajar masih tetao dipertahankan dan belum berubah menjadi paradigma membelajarkan siswa. Istilah skenario  pembelajaran untuk pelaksanaan pembelajaran di kelas, ini berarti bahwa guru sebagai  sutradara dan siswa menjadi pemain, jadi guru memfasilitasi aktivitas siswa dalam mengembangkan kompetensinya sehingga, memiliki kecakapan hidup (life skill) untuk bekal hidup dan penghidupannya  sebagai  insan mandiri. 

B. Kompetensi  Siswa
Kompetensi  (competency) adalah kata baru dalam bahasa indonesia yang artinya setara dengan kemampuan atau pangabisa  dalam bahasa sunda. Siswa yang telah memiliki kompetensi  mengandung  arti  bahwa siswa telah memahami, memaknai dan memanfaatkan materi pelajaran yang  telah dipelajarinya. Dengan perkataan lain, ia telah bisa melakukan  (psikomotorik) sesuatu berdasarkan  ilmu  yang  telah  dimilikinya, Pada  tahap selanjutnya  menjadi  kecakapan  hidup (life skill). Inilah hakikat pembelajaran yaitu membekali siswa untuk bisa hidup mandiri kelak setelah ia dewasa  tanpa  tergantung  pada orang  lain, karena ia telah memiliki kompetensi, kecakapan hidup. Dengan  demikian  belajar  tidak  cukup  hanya  sampai  mengetahui  dan  memahami.
Kompetensi siswa yang harus  dimiliki selama proses dan sesudah pembelajarannya adalah kemampuan kognitif (pemahaman, penalaran, aplikasi, analisis, observasi, identifikasi, investigasi, eksplorasi, koneksi, komunikasi, inkuiri, hipotesis, konjektur, generalisasi, kreatifitas, pemecahan masalah), kemampuan afektif pengendalian diri  yang mencakup kesadaran diri, pengelolaan suasana hati, pengendalian impulsi, motivasi aktivitas positif,empati), dan kemampuan psikomotorik (sosialisasi dan kepribadian yang mencakup kemampuan argumentasi, presentasi, prilaku).
 Istilah psikologi kontemporer, kompetensi /kecakapan yang berkaitan dengan kemampuan profesional (akedemik, terutama kognitif) disebut dengan hard skill, yang berkontribusi  terhadap sukses individu sebesar 40%. Sedangkan kompetensi  lainnya  yang berkenaan dengan afektif dan psikomotorik yang berkaitan dengan kemampuan kepribadian,sosialisasi, dan pengendalian diri disebut dengan soft skill, yang berkontribusi sukses individu sebesar 60 %. Suatu informasi yang sangat penting dan sekaligus peringatan bagi kita semua.

C . Model –model  Belajar
Model- model  belajar yang dimaksud pada judul di atas adalah berbagai cara-gaya belajar siswa dalam aktivitas pembelajaran, baik di kelas maupun dalam kehidupan sehari-hari antar sesama temannya atau orang yang lebih tua. Dengan memahami model-model  belajar ini, diharapkan para guru (kita semua) dapat membelajarkan siswa secara efisien sehingga tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif.



Ada berbagai model belajar yang akan di bahas, yaitu :
1. Peta Pikiran
2. Kecerdasan Ganda
3. Metakognitif
4. Komunikasi
5. Kebermaknaan Belajar
6. Kontruksivisme
 7. Prinsip Belajar Aktif

D. Model model  Pembelajaran
Untuk membelajarkan siswa sesuai dengan cara-gaya  belajar mereka sehingga tujuan pemelaran dapat dicapai dengan optimal dan berbagai model pembelajaran.Dalam prakteknya, kita (guru) harus ingat bahwa tidak ada model pembelajaran yang paling tepat untuk segala situsi dan kondisi. oleh karena itu, dalam memilih model pembelajaran yang tepat haruslah memperhatikan kondisi siswa, sifat matero bahan ajar, fasilitas –media yang tersedia, dan kondisi guru itu tersendiri.
Berikut ini disajikan beberapa model pembelajaran, untuk dipilih dan disajikan alternatif sehingga cocok untuk situasi dan konjungsi yang dihadapi. Akan tetapi sajian yang dikemukakan pengantarnya berupa pengertian dan rasional serta sintaks (prosedur) yang sifatnya prinsip,                                                                                                                                                                                                                                                                                 modifikasinya diserahkan kepada guru untuk melakukan penyesuaian, penuliis yakin kreatifitas para guru sangat tinggi.

1. Koperatif
Model pembelajaran koferatif adalah kegiatan pembelajaran dengan cara berkelompok untuk bekerja sama  saling membantu mengkontruksi  konsep   menyelesaikan persoalan, atau  inkuiri. Menurut teori dan pengalaman agar kelompok kohesif (kompak partisipatip), tiap anggota kelompok terdiri dari  4- 5 orang, siswa heterogen (kemampuan, gender  karakter), ada control dan fasilitas, dan meminta  tanggung jawab  dengan hasil kelompok  berupa  laporan atau presentasi.
Sintaks pembelajaran konperatif adalah informasi, pengarahan–strategi, membentuk kelompok heterogen, kerja kelompok, dan pelaporan.
2. Kontekstual
Model  Pembelajaran Kontekstual adalah pembelajaran yang dimulai dengan sajian atau tanya jawab lisan (ramah, terbuka, negosiasi) yang terkait dengan dunia nyata kehidupan siswa (daily life modeling), sehinggga akan terasa manfaat dari materi yang akan disajikan, motivasi, belajar muncul, dunia pikiran siswa menjadi konkret, dan suasana mejadi kondusif -nyaman dan menyenangkan .Prinsip pembelajaran kontekstual adalah aktivitas siswa, siswa melakukan dan mengalami, tidak hanya menonton dan mencatat, dan pengembangan kemampuan sosiasisasi.
Ada tujuh indokator pembelajaran konstekstual sehingga bisa dibedakan dengan model lainnya, yaitu modeling (pemusatan perhatian, motivasi, penyampain kompetensi-tujuan, pengarahan-petunjuk, rambu-rambu, contoh), questoning  (eksplorasi,membimbing, menuntut, mengarahkan, mengembangkan, evaluasi, inkuiri, generalisasi.

3. Realistik (RME, Realistic Mathematic Education)
Realistic Mathematic  Education (REM) dikembangkan oleh Frued di Belanda dengan pola guided reinvention dalam mengkontruksi konsep-aturan melalui process of mathematization, yaitu matematika horizontal (tools, fakta, konsep, prinsip, algoritma, aturan untuk digunakan dalam menyelesaikan persoalan, proses dunia empirik )dan vertikal (reooganisasi matematik melalui proses dalam dunia resio, pengembangan mateastika)
Prinsip RME adalah aktivitas (doing )kontruksivis, realitas (kebermaknaan proses-aplikasi), pemahaman (menemukan -informal dalam konteks melalui refleksi, informal ke formal), inter- twinment (keterkaitan-intekoneksiantar konsep), interaksi (pembelajaran sebagai aktivitas sosial, sharing), dan bimbingan (dari guru dalam penemuan).

4. Pembelajaran langsung (DL, Direct Learning)
Pengetahuan yang bersifat informasi dan prosedural yang menjurus pada keterampilan dasar yang akan lebih efetif jika disampaikan dengan cara pembelajaran langsung.

5.Pembelajaran Berbasis  masalah (PBL, Promlem Based Learning)
Kehidupan adalah identik dengan menghadapi masalah. Kondisi yang harus tetap dipelihara adalah   suasana kondusip,terbuka, negosiasi demokratis, suasana yang nyaman dan menyenangkan agar siswa dapat berpikir optimal.
                                                                                           


6. Promblem Solving
Promblem  Solving  adalah mencaria atau menemukan  cara penyelesaian (menemukan pola, aturan, atau algoritma)




7.  Promblem Posing
Promblem Posing adalah pemecahan masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah dengan melalui elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian- bagian yang lebih simple sehingga di pahami.

8.Probing- Prompting
Probing – prompting adalah pembelajaran dengan cara guru mensajikan serangkai pertanyaan yang sifatnya menuntun dan mengggali sehingga terjadi proses berpikir yang mengkaitkan pengetahuan siap siswa pengalamannya dengan pengetahuan baru yang sedang dipelajari .

9. Promblem Terbuka (OE, Open Ended)
Pembelajaran dengan promblem (masalah) terbuka artinya pembelajaran yang mensajikan permasalahan dengan pemecahan berbagai cara (fleksibility) dan solusinya juga bisa beragam (multi jawab, fluency)

10.SAVI
          Pembelajaran SAVI adalah  pembelajaran yang menekankan bahwa belajar haruslah memanfaatkan semua alat indra yang memiliki siswa.

11.STAD
          STAD adalah salah satu model pembelajaran kopertif dengan sintaksis: pengarahan, buat kelompok heterogen (4-5 orang), diskusikan bahan belajar-LKS modul secara kolabratif.

12. NHT (Numbered Head Together)
NHT  adalah salah satu tipe dari pembelajran koperatif dengan sintaks: pengarahan, buat kelompok heterogen dan tiap siswa memiliki nomor tertentu,berikan persoalan materi bahan ajar (untuk tiap kelompok sama tapi untuk tiap siswa tidak sama sesuai degan nomor siswa, tiap siswa dengan nomor sama mendapat tugas yang sama) kemudian bekerja kelompok, presentasi kelompok dengan nomor siswa yang sama dengan tugas masing-masing sehingga terjadi diskusi kelas,kuis individual dan buat skor perkembangan tiap siswa, umumkan hasil kuis dan beri reward.

Penutup

Kehidupan akan terasa indah apabila ada variasi, sebaliknya akan terasa membosankan jika segalanya menonton tak berubah. perubahan kearah perbaikan adalah tuntutan alamiah yang menjadi kebutuhan setiap insane dalam setip kehidupan.Salah satu cara untuk menciptakan suasana yang nyaman dan menyenangkan serta terhindari dari kebosanan adalah dengan memahami dan melaksanakan model belajar yang dilakukan siswa, komunikasi positif yang efetif,model pembelajaran yang inovatif.

Daftar pustaka

Ary Ginanjar Agustian (2002). Emotional Spritual Quotient (ESQ). Jakarta: Arga.
Burto, L (199). The Constructivist Classroom Education in Profile. Perth: Edith Cowan University
Buzan, Tony (1989) .Use Both Sides of Yoru Brain, 3rd ed. New York : Penguin Books
Cord (2001). What is Contextual Learning. WWW Publishing Texas: Waco
DePorter,Bobbi(1992).QuantumLearning.New York : Dell Publishing
Ditdik SLTP (2002). Pendekatan Kontekstual (Contekxtual Teaching and Learning, CTL). Jakarta : Defdiknas.
Erman, S. Ar,, ddk.(2002). Strategi Pembelajaran Matematika Konetmporer. Bandung: JICA –FPMIPA
Gardner, Howard (1985). Frame of Mind: The Theory of Multiple Ilntelligences. New York: Basic Bools.
Goleman, Daniel (1995). Emotional Intelligence. Nwe York: Bantam Books.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar